Kamis, 01 Juli 2010

Hukum Islam: Beginilah logika langit membuat kita mengerti...

Allah Al Mudabbir, Dialah Sang Maha Pengatur
Tampak dari segenap semesta: semuanya mengikuti Sunnatullah
Matahai, bulan, bumi, tumbuh-tumbuhan, dan hewan semuanya memiliki aturan... Karakteristik mereka: PATUH..
Namun berbeda dengan manusia, ia juga dikenai aturan namun manusia selalu punya potensi: membangkang atau mematuhi..
Manusia mempunyai sikap terhadap aturan2 yang ada.. Ada yang taat sebenar2 taat, ada yang setengah-setengah, dan ada yang memberontak..

Hukum untuk manusia, ada yang sudah menginternal dalam diri dan ada juga yang sifatnya eksternal di luar diri manusia.. Hukum yang ada dalam diri manusia sifatnya universal dan umum. Wujud hukum yg menginternal bernama FITRAH..
Dan Allah memperintahkan agar kita tak merusak fitrah.. Karena dengan fitrah kita bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.. Mengapa manusia tidak suka melihat kotoran menjadi jijik dan melihat makanan lezat jadi ingin?
Inilah fitrahnya manusia.
Mengapa manusia suka diberikan senyum dan tidak suka dicemooh?
Itulah fitrahnya manusia..

Dengan fitrahnya inilah manusia selalu memihak pada kebenaran dan menjauhi keburukan..
Dengan fitrahnya inilah manusia tahu yang benar (Al Ma'ruuf ~~ yang dikenali) dan yang buruk (Al Munkaar ~~ yang dihindari)..
Allah membuat hukum yang lebih spesifik yaitu hukum2 eksternal yang dibuat untuk menguatkan hukum internal manusia, yakni fitrah dalam diri manusia..
Ada hukum yang membolehkan suatu perbuatan: cocok dengan fitrah manusia
Dan ada hukum yang melarang suatu perbuatan: yang berarti tidak cocok dengan fitrah amnusia

Ketika manusia bingung, mana yang halal dan haram. Maka Nabi berkata: mintalah fatwa pada hatimu.......dan hatimu adalah fitrahmu..
Why? Karena hukum eksternal itu harus dicari di luar diri
Sedangkan hukum internal bisa kita cari dengan menyelami diri..
Ketika hati menjadi gelisah tidak tentram maka ada gelaja bahwa ada sesuatu yang tidak cocok dengan fitrah..
Bagaimana dengan orang yang melanggar fitrahnya? Orang yang membantah fitrah maka sama saja dengan membantah diri sendiri..

Manusia tidak berwenang untuk membuat hukum untuk dirinya maupun orang lain.. Menghalalkan atau mengharamkan seenaknya..
Manusia hanyalah : menyampaikan dan mengamalkan hukum Allah..
Kita hanya menurut pada hukum Allah, dan Dia tidak mendapatkan keuntungan/kerugian ketika manusia melanggar/menuruti hukum-hukum-Nya... Why? Karena hukum memang dibuat untuk kebaikan manusia :)

Maka ketika manusia ingin membuat aturan pada sesama manusia semuanya harus dalam koridor hukum Allah..

Pertanyaannya apakah orang yg bermaksiat itu berarti tidak punya fitrah? Tidak, setiap manusia mempunyai fitrah yang utuh.. Modal yang sama.. Tetapi yang jadi permasalahan adalah manusia memperturutkan fitrah atau nafsu & syaitan? Syaitan tak lelah henti-hentinya menghembus nafsu pada diri manusia.. Fenomena yang terjadi, seringkali manusia terkecoh mana yang fitrah (hati nurani) dan mana yang nafsu.. Merasa mengikuti suara hati tetapi ternyata hanya memuaskan hawa nafsu..

Manusia yang sensitif dengan nuraninya ia akan peka pada yg benar dan salah.. Tetapi manusia yang terbiasa bermaksiat dan mengabaikan suara hati (fitrah) maka dapat dikatakan hatinya bebal... Lama kelamaan fitrahnya pun rusak.. (bersambung..)


Wallahu a'lam bish shawab...



22 Juni 2010
Embun Pagi Darush Shalihat..
Catatan kuliah Ushul Fiqh bersama Ustadz Syatori AR
(yn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar